RS PKU Solo Berikan Santunan Pendidikan

IMG_3463 resize

 

Pada hari Sabtu, 28 September 2013, bertempat di Aula Baitul Hikmah RS PKU Muhammadiyah Surakarta, Majelis PKU-PS Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kota Surakarta mengadakan acara pemberian santunan pendidikan bagi siswa SD/MI Muhammadiyah Kota Surakarta. Acara yang merupakan kegiatan rutin 6 bulanan ini mengundang  sekitar 115 orang siswa yang kurang mampu dari 22 SD/MI Muhammadiyah se Kota Surakarta.

Penyerahan santunan diberikan secara simbolik oleh RS PKU Muhammadiyah Surakarta yang pada kesempatan ini diwakili oleh Wakil Direktur Umum, H. Agus Thontowi Mahdi, SE, MM, diterima oleh perwakilan dari SD Muhammadiyah 14 dan SD Muhammadiyah 22 Surakarta. Santunan yang diberikan dalam bentuk bantuan biaya pendidikan selama 1 semester dan juga perlengkapan sekolah berupa tas dan alat tulis.

Diharapkan dari anak-anak ini akan lahir pemimpin-pemimpin yang berhasil, istiqomah dan yang lebih penting berakhlakul karimah.

Leave a comment »

SEMINAR AWAM : DETEKSI DINI DAN PENANGANAN KANKER SERVIKS

flyer serviks

Kanker serviks merupakan salah satu penyakit kanker yang paling banyak ditakuti kaum wanita. Dari data WHO tercatat, setiap tahun ribuan wanita meninggal karena penyakit kanker serviks ini dan merupakan jenis kanker yang menempati peringkat teratas sebagai penyebab kematian wanita dunia. Data di Indonesia sendiri menunjukkan, dari sekian banyak penderita kanker di Indonesia, penderita kanker serviks mencapai sepertiganya.

Kanker serviks ini menyerang pada bagian organ reproduksi kaum wanita, tepatnya di daerah leher rahim atau pintu masuk ke daerah rahim. Human Papilloma Virus (HPV) merupakan penyebab dari kanker serviks. Sedangkan penyebab banyak kematian pada kaum wanita adalah virus HPV tipe 16 dan 18. Virus ini sangat mudah berpindah dan  menyebar, tidak hanya melalui cairan, tapi juga bisa berpindah melalui sentuhan kulit. Kanker serviks membutuhkan proses yang panjang yaitu antara 10 hingga 20 tahun untuk menjadi sebuah penyakit kanker yang pada mulanya berawal dari sebuah infeksi. Saat tahap awal perkembangannya, kanker ini akan sangat sulit untuk di deteksi. Perlu adanya pengetahuan yang dimiliki oleh masyarakat untuk dapat mendeteksi dan mencegah secara dini penyakit ini.

Untuk itulah, RS PKU Muhammadiyah Surakarta mengadakan Seminar Awam : Deteksi Dini dan Penanganan Kanker Serviks.

PEMBICARA

  1. dr. Teguh Prakosa, Sp.OG (Onk)
  2. dr. Soffin Arfian, Sp.OG
  3. dr. Anik Suryaningsih, Sp.OG

PELAKSANAAN KEGIATAN

 

Hari/Tanggal      : Sabtu / 2 Nopember 2013

Waktu                 : 09.00 – 12.00 WIB

Tempat               : Aula Baitul Hikmah RS PKU Muhammadiyah Surakarta

Moderator          : dr. Andi Oktama, Sp.OG

Fasilitas peserta : Voucher discount 10% Vaksin Serviks, Seminat Kit, Sertifikat SKP IBI/PPNI, Snack

dan Doorprize

Kontribusi peserta : Rp 50.000 (s.d tgl 20 Oktober 2013) Rp 75.000 (setelah tgl 20 Oktober 2013)

 

Informasi dan Pendaftaran

 

Bagian Informasi RS PKU Muhammadiyah Surakarta Jl. Ronggowarsito No. 130 Surakarta Telp. 0271-714578 ext. 123

 

Contact Person : – Dwi     0815 6782 3416

– Dian    0858 6708 6333

Leave a comment »

SILATURRAHIM & GATHERING JEJARING MUHAMMADIYAH-AISYIYAH SE SOLO RAYA

IMG_3142

Rabu, 28 Agustus 2013 bertempat di Aula Baitul Hikmah RS PKU Muhammadiyah Surakarta diselenggarakan acara Silaturrahim dan Gathering Majelis Pembina Kesehatan Umum & Pelayanan Sosial (MPKU-PS) dan Direktur RB/BP/KLinik Utama/Rumah Sakit Muhammadiyah-Aisyiyah Se Solo Raya.

Selain sebagai ajang silaturrahim, acara yang juga merupakan program kerja MPKU-PS Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jawa Tengah ini, menghadirkan pembicara dr. Gatot Suharto, Sp.F, SH dan Khambali, S.Kep (MPKU-PS PWM Jawa Tengah) untuk memberikan sosialisasi persiapan jejaring Muhammadiyah-Aisyiyah dalam menyongsong  program pemerintah  Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) yang akan dimulai secara bertahap pada tahun 2014.

Direktur RS PKU Muhammadiyah Surakarta, Dr. Mardiatmo, Sp.Rad yang juga menjadi pembicara dalam acara ini menjelaskan tentang profil rumah sakit dan kesiapan rumah sakit sebagai Pelaksana Pelayanan Kesehatan (PPK)Tingkat II dan strategi yang perlu dibangun rumah sakit untuk mendukung program tersebut.

Disampaikan oleh H. Mas Ahmad Dimyati, BA dalam sambutannya bahwa jejaring Muhammadiyah-Aisyiyah terutama dalam bidang kesehatan siap mendukung pelaksanaan program JKN 2014 dan diharapkan semua jejaring saling bahu-membahu bersinergi untuk memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat.

Rencananya, acara silaturrahim dan gathering semacam ini akan dilaksanakan secara rutin. Selain untuk mempererat silaturrahim diantara jejaring Muhammadiyah-Aisyiyah Se Solo Raya, acara ini diharapkan dapat meningkatkan kerja sama yang positif antara jejaring Muhammadiyah-Aisyiyah terutama dalam pelayanan kesehatan kepada masyarakat se Solo Raya.

 

Posted by Humas RS PKU Muhammadiyah Surakarta, 30 Agustus 2013

Leave a comment »

RS PKU SOLO BUKA PUASA BERSAMA ABANG BECAK & PEDAGANG KAKI LIMA

bukber PKU-2

Kamis, 1 Agustus 2013 RS.PKU Muhammadiyah Surakarta dan Majelis Pembina Kesehatan Umum & Pelayanan Sosial (MPKU&PS) Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kota Surakarta mengadakan pengajian dan buka puasa bersama Abang Becak, Pedagang Kaki Lima (PKL), & Tenaga Bangunan di Aula Baitul Hikmah  RS. PKU Muhammadiyah Surakarta.

 

Acara yang dimulai pukul 16.30 WIB tersebut mengundang 115 orang  terdiri dari abang becak, PKL, dan tenaga bangunan yang menjalankan aktivitasnya di lingkungan sekitar RS. PKU Muhammadiyah Surakarta. Selain diisi buka puasa bersama dan pembagian paket sembako, acara tersebut akan diisi pengajian dengan pembicara KH. Mas Ahmad Dimyati, BA

 

Acara yang dihadiri oleh sejumlah pengurus MKKM PDM Kota Surakarta, dan Direksi RS. PKU Muhammadiyah Surakarta ini rutin diselenggarakan setiap Bulan Ramadhan sebagai bentuk silaturrahim, wujud syukur, dan kepedulian terhadap sesama yang telah berjalan selama 19 tahun terakhir.

 

Di Bulan Ramadhan tahun ini RS PKU Muhammadiyah Surakarta juga menyelenggarakan Buka Puasa bersama dengan seluruh karyawan rumah sakit (23/7) dan rencananya pada tanggal 3 Agustus 2013 mengundang masyarakat sekitar lingkungan atau yang sering disebut Bina Lingkung Rumah Sakit bersilaturrahim dan buka puasa bersama dengan jajaran pimpinan rumah sakit.

Leave a comment »

SEMINAR PENCEGAHAN KOMPLIKASI PENYAKIT GINJAL KRONIS BERSAMA IKCC

seminar ginjal

Angka penderita gagal ginjal kronik meningkat setiap tahunnya di Indonesia, dan 60% penyebab kematian pada pasien gagal ginjal kronik adalah gagal jantung dan stroke. Untuk itulah RS PKU Muhammadiyah Surakarta bekerjasama dengan Indonesia Kidney Care Club (IKCC) mengadakan Seminar Awam dengan tema “Mencegah Gagal Jantung pada Pasien Gagal Ginjal”. Seminar ini dilaksanakan pada hari Minggu, 19 Mei 2013 bertempat di Aula Baitul Hikmah RS PKU Solo. Seminar yang dihadiri sekitar 150 orang peserta ini diisi oleh dua orang pembicara yang kompeten di bidangnya. Prof. Dr. HM. Bambang Purwanto,SpPD-KGH,FINASIM dan dr. Retno Suryaningsih, SpPD , dibantu oleh dr. Aswin Wikantama selaku moderator, bergantian memberikan materi tentang pengobatan pasien gagal ginjal agar dapat mengurangi resiko kematian serta terapi nutrisi yang dapat diberikan kepada pasien gagal ginjal.

Leave a comment »

CUCI TANGAN BARENG DI RS PKU SOLO

handwash2

Memperingati hari cuci tangan sedunia, RS PKU Muhammadiyah Surakarta menggelar kampanye cuci tangan pada 6 Mei 2013 dengan mengusung tema “Clean Hands Save Lives”. Acara yang bertempat di lobi utama RS PKU ini terselenggara berkat kerja sama tim PKMRS dan tim PPI RS PKU Muhammadiyah. Keseluruhan kegiatan kampanye ditujukan untuk membangun budaya 6 langkah cuci tangan yang baik dan benar di kalangan pengunjung dan keluarga pasien.

            Acara kampanye cuci tangan dibuka oleh dr. Andi Oktama, Sp.OG selaku ketua tim PKMRS PKU Muhammadiyah Surakarta. Agenda kedua dilanjutkan penyuluhan cuci tangan yang baik dan benar oleh Sumarni, S.Kep sebagai Infection Control Nurse atau pengendalian infeksi RS PKU. Selesai penyuluhan, tim IPCLN dan tim PKMRS menuju ke koridor ICU,Multazam dan poli gedung utama untuk mengajak pengunjung dan keluarga pasien mempraktekan langsung cara mencuci tangan yang baik dan benar. Diberikan juga reward souvenir bagi para pengunjung yang mau berpartisipasi mempraktekan cara mencuci tangan seperti yang dicontohkan oleh tim. Dengan menjaga kebersihan tangan dengan baik dan benar diharapkan dapat mencegah penularan penyakit dan menurunkan angka infeksi rumah sakit (IRS).

Leave a comment »

TRAINING KEGAWATAN MATERNAL DAN NEONATAL DI RS PKU SOLO

Berfokus pada tujuan peningkatan pelayanan dan kualitas SDM karyawan, sebagai syarat menuju rumah sakit dengan akreditasi tipe B, RS PKU Muhammadiyah Surakarta menggelar “In house Training Kegawatan Maternal dan Neotanal”. Pelatihan ini dilaksanakan selama 2 gelombang di Aula Baitul Hikmah RS PKU Muhammadiyah Surakarta pada tanggal 1 Mei dan 29 Mei 2013. Peserta yang hadir meliputi perawat dan bidan yang bertugas di Instalasi Gawat Darurat, Kamar Bersalin, Instalasi Bedah Sentral, Ruang Annisa, dan Ruang Neonatal Intensive Care Unit.  

Acara pelatihan yang berlangsung selama lebih kurang sepuluh jam di setiap gelombang ini menghadirkan pembicara dari Dokter Spesialis Kebidanan dan Penyakit Kandungan, Dokter Spesialis Anestesi, serta Dokter Spesialis Anak RS PKU Muhammadiyah Surakarta. Selain diberikan pembekalan teori, dalam pelatihan ini juga ditampilkan praktek simulasi penanganan kegawatan maternal dan neonatal oleh tim panitia dan pembicara.

Leave a comment »

Terapi Wicara Pada Anak Penderita Gangguan Pendengaran

Terkadang kurangnya kesadaran orangtua terhadap masalah pendengaran yang dialami oleh sang buah hati mengakibatkan terhambatnya tumbuh kembang anak dalam hal berbicara ataupun menangkap seusatu yang baru dikenalnya. Sebagian besar orangtua sering terlambat menyadari bahwa adanya gangguan pendengaran yang dialami oleh anak dan balita. Dalam kasus tersebut maka perlu adanya tindakan yang diberikan kepada sang buah hati yang mengalami gangguan organ bicara, gangguan bahasa, gangguan pengucapan konsonan pada kata, gangguan suara, gangguan irama kelancaran bicara, dan gangguan menelan yang biasa disebut dengan terapi wicara.

Dalam hal ini spesialis terapi wicara RS PKU Muhammadiyah Surakarta, Noor Zakiah Darojat, A.Md.TW  menjelaskan, bahwa seorang anak yang mengalami gangguan pendengaran sering mengalami beberapa masalah lain di luar gangguan pendengaran yang di alaminya antara  lain masalah dalam pemahaman, masalah dalam pengucapan, masalah dalam emosi, masalah dalam bidang pendidikan, masalah dalam kognitif, masalah dalam bidang sosial, dan masalah dalam memperoleh pekerjaan. Maka dari itu, terapi wicara diperlukan untuk melatih seorang anak yang mengalami gangguan pendengaran agar mengurangi resiko yang ditimbulkan dari gangguan tersebut.

Noor Zakiah juga menambahkan bahwa ada beberapa latihan terapi wicara yang dapat dilakukan kepada anak yang menderita gangguan pendengaran. Yang pertama latihan organ bicara, latihan ini mencangkup latihan penguatan otot-otot bibir seperti memonyongkan kedua bibir ke depan secara bersamaan dan ditahan, menarik kedua sudut mulut kanan dan kiri bersamaan dan ditahan, memoyongkan kedua bibir kedepan dan menarik kedua sudut mulut kesamping secara bergantian dalam waktu 5 detik, memproduksi vocal “u” dan vocal “e” bergantian selama 15 detik, dan meniup lilin dengan jarak yang digradasi. Sedangkan untuk latihan  penguatan otot rahang diantaranya seperti  membuka mulut lebar dan ditutup bergantian selama 5 detik, menggerakan rahang bawah ke kiri dan ke kanan lalu ditahan selama 5 detik, dan membuka mulut selebar 2 jari dan ditahan. Hal yang terakhir dalam latihan organ bicara yaitu latihan penguatan otot lidah. Penguatan otot lidah ini sendiri dapat dilakukan dengan cara membuka mulut lebar-lebar, julurkan lidah ke bawah di depan bibir bawah dan ditahan, gerakkan lidah keluar masuk selama 5 detik, gerakkan lidah kesudut mulut kiri dan kanan sambil menekan dan ditahan.

Untuk latihan yang kedua yaitu latihan mendengar, latihan ini terdiri dari bagaimana mengenal berbagai macam suara seperti nada tinggi – rendah, suara binatang, merespon suara, dan mengidentifikasi suara. Latihan yang ketiga yaitu latihan bahasa, latihan ini terdiri dari latihan meningkankatkan pemahaman lisan seperti mengenal dan memahami namanya sendiri serta bagian anggota tubuh, memahami kata perintah, dan memahami konsep letak. Latihan bahasa yang lain yaitu dengan cara latihan kemampuan lisan seperti, meniru suara yang bukan reflek, meniru suata binatang, mengucapkan nama seseorang, mengucap 2- 3 kata, dan bercerita. Latihan terapi wicara yang terakhir bagi anak yang menderita gangguan pendengaran yaitu latihan mengucapkan konsonan dengan benar, antara lain, melatih konsonan “p” pada posisi awal seperti pipi, papa, pintu, dll. Yang berikutnya melatih konsonan “p” pada posisi tengah seperti api, sapu, topi, dll. Untuk yang terkahir yaitu melatih konsonan “p” pada posisi akhir seperti asap, atap, dll.

Faktor keberhasilan dari beberapa latihan terapi wicara ini tergantung kondisi pada anak tersebut maupun kondisi lingkungan sekitar, seperti sang buah hati memakai alat bantu pendengaran atau koklea implant, IQ yang diatas rata-rata, kekooperatifan pada anak tersebut, dukungan keluarga, dan yang terakhir kemampuan terapis pada anak.

– Muharrik –

Leave a comment »

Deteksi Gangguan Pendengaran Pada Anak

OAE-1

Akhir-akhir ini banyak terjadi kasus  gangguan pendengaran yang diderita oleh anak.  Padahal peranan fungsi pendengaran termasuk porsi penting dalam proses perkembangan bicara,bahasa dan kognitif yang berdampak pada akademis rendah. Adanya resiko bayi dengan gangguan pendengaran dapat terjadi karena beberapa faktor, yaitu keturunan, infeksi dalam kandungan,BBLR (>1500gr),bayi dgn kadar bilirubin tinggi,meningitis,dan dirawat NICU >5hari. Perlu adanya deteksi seawal mungkin untuk mengetahui adanya gangguan pendengaran pada anak.  Sayangnya, beberapa orangtua masih belum memahami masalah gangguan pendengaran pada anak secara awal dan belum mengerti bagaimana harus memberi respon terhadap stimulus suara.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Yoshinaga – Itano pada tahun 1998, ditemukan bahwa bayi yang tuli sejak lahir dan telah menerima habilitasi pendengaran sejak usia 6 bulan, saat usianya menginjak 3 tahun maka kemampuan bicaranya akan mendekati anak normal.

Deteksi gangguan pendengaran sejak awal dapat dilakukan dengan cara skrening sederhana pada bayi <1 bulan, yaitu mengerjapkan mata (reflek auropelpebral), ritme jantug bertambah cepat, berhenti menyusui (cessation reflek), mengerutkan wajah (grimacing) dan menarik ekstremitas ke median. Dalam hal ini perlu diperhatikan juga deteksi tahap perkembangan anak di usia 0-3bulan,karena normalnya di usia tersebut anak sudah dapat mengoceh spontan,suka tertawa dan bereaksi terkejut terhadap suara keras.

Selain skrining dengan cara sederhana yang dapat dilakukan sendiri, ada juga deteksi gangguan pendengaran yang bersikap obyektif. Cara pendeteksian ini dilakukan dengan menggunakan bantuan dari alat-alat medis.

Yang pertama adalah pemeriksaan Otoacoustic Emissions (OAE). OAE ini adalah sebuah teknik pemeriksaan rumah siput (kohlea) berdasarkan prinsip elektrofisiologik. Pemeriksaan ini bermaksud menentukan sehat tidaknya rumah siput yang berperan sebagai sensor bunyi dari luar pada sistem pendengaran kita. Di rumah sakit yang menyediakan fasilitas ini biasanya pemeriksaan ini dilakukan pada bayi yang baru lahir atau setidaknya pada usia 2 hari (sebelum meninggalkan rumah sakit). Sensitivitas dari metode ini mencapai angka 100% dengan spesifitas berada di angka 82%-87%.

Yang kedua yaitu Automatic Auditory Brain Response (AABR). Pemeriksaan ini dilakukan dengan cara memberikan stimulus bunyi melalui tranduser ke dalam liang telinga kemudian diinterpretasi oleh komputer secara otomatis. Pemeriksaan ini dilakukan untuk melengkapi pemeriksaan OAE pada bayi usia 1-3 bulan.

Selanjutnya yaitu pemeriksaan Timpanometri. Pemeriksaan ini bertujuan untuk menilai keadaan telinga tengah dan fungsi tuba Eustachius. Untuk bayi dengan usia dibawah 6 bulan digunakan timpanometri frekwensi tinggi.

Yang terakhir adalah Auditory Steady State Response (ASSR). Pemeriksaan ini bertujuan memberikan informasi ambang pendengaran pada frekwensi spesifik. Dari pemeriksaan ini dapat dibuat prediksi audiometri dan juga dapat dijadikan dasar untuk fitting alat bantu dengar bayi dan menilai sisa pendengaran sebagai pertimbangan untuk implant kohlea.

Apabila buah hati kita positif mengalami gangguan pendengaran, maka langkah selanjutnya adalah melakukan intervensi/habilitasi sedini mungkin. Habilitasi ini dpaat berupa pemasangan alat bantu dengar atau bisa juga dengan implant kohlea. Pemasangan alat bantu dengar dapat dilakukan pada anak yang mengalami gangguan pendengaran menetap lebih dari 40 dB pada kedua telinga, atau bisa juga pada anak dengan gangguan pendengaran satu telingan pada frekwensi bicara. Sementara itu, implant kohlea dapat dilakukan dengan syarat jika alat bantu pendengaran tidak dapat membantu gangguan pendengaran yang diderita. Prosedurnya berupa pemasangan perangkat elektronik untuk meningkatkan kemampuan mendengar dan berkomunikasi bagi penderita tuli saraf berat.

– Gita –

Leave a comment »

RS PKU Gelar Seminar Awam Deteksi Gangguan Pendengaran Anak

IMG_2054

RS PKU Muhammadiyah Surakarta menggelar seminar awam “Deteksi Gangguan Pendengaran pada Anak”, Sabtu 6 April 2013 yang bertempat di Aula Baitul Hikmah RS PKU MUhammadiyah Surakarta. Dalam seminar tersebut menghadirkan tiga pembicara, antara lain dr. Hadi Sudrajat, Sp.THT – KL, M.Si. Med , dr. Oktora Wahyu Wijayanto, M.Kes, Sp.A dan Noor Zakiah, A.Md.TW.  Seminar yang dihadiri sekitar 100 orang peserta ini ditujukan sebagai sebuah upaya sosialisasi pada orangtua untuk lebih memperhatikan terjadinya gangguan pendengaran pada anak sejak dini.

Banyak kasus gangguan pendengaran yang diderita anak-anak diketahui setelah mereka menginjak usia balita. Beberapa orangtua masih belum memahami bagaimana mendeteksi masalah gangguan pendengaran pada anak sejak dini dan belum mengerti bagaimana memberi respon terhadap stimulus suara. Padahal, gangguan pendengaran pada anak perlu dideteksi sejak awal mungkin, mengingat pentingnya peranan fungsi pendengaran dalam proses perkembangan bicara.

Menurut Dr. Hadi Sudrajat, “Bayi yang tuli sejak lahir dan telah menerima Habilitasi pendengaran sejak usia 6 bulan, pada saat usia 3 tahun kemampuan bicaranya mendekati anak normal”. Untuk mengetahui adanya gangguan pendengaran pada bayi, maka dilakukan skrining secara sederhana. Untuk usia bayi kurang dari 1 bulan skrining dapat dilakukan cara melihat respon bayi seperti mengejapkan mata, ritme jantung bertambah cepat, berhenti menyusui, mengerutkan wajah, dan menarik ekstremitas ke median bila mendengar stimulus suara. Sedangkan untuk anak usia 12 bulan skrining dapat dilakukan dengan melihat kemampuan bicara si anak (mis: belum bisa mengoceh dan belum bisa mengucap satu kata).

Untuk pendeteksian gangguan pendengaran yang bersifat obyektif dapat dilakukan dengan teknik-teknik pemeriksaan yang menggunakan bantuan alat-alat medis tertentu, misalnya OAE, ASSR dan pemeriksaan Audiometri. RS PKU Muhammadiyah Surakarta sendiri memiliki alat medis terbaru yaitu OAE dan Audiometri yang dapat memberikan hasil pemeriksaan dengan sensitivitas 100% dan spesifitas 82 – 87%.

Leave a comment »